Jumat, 23 Juli 2010

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kelompok II

PENDIDIKAN DI INDONESIA


Anggota

Ade saepulloh : 036109009

Muttabiul huda : 036109001

Nugraha febriansyah : 036109003

Sri herawati : 036109013


Intruksi

1. Translate denga Software Transtool V 6 atau sejenisnya/Dictionary

2. Bagaimana Opini Anda masing-masing mengenai "Pendidikan di Indonesia"

3. Lengkapi dengan feacture,Image atau Video Jika ada



Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan - Red), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.

Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.

Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia?

Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi-generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sudah 45 tahun Indonesia merdeka, dan setiap tahunnya keluar ribuan hingga jutaan kaum intelektual. Tapi tak kuasa mengubah nasib bangsa ini. Maka pasti ada yang salah dengan sistem pendidikan yang kita kembangkan hingga saat ini.

Kesalahan kedua, sistem pendidikan yang top-down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking-system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe-deposit-box dimana guru mentransfer bahan ajar kepada peserta didik. Dan sewaktu-waktu jika itu diperlukan maka akan diambil dan dipergunakan. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya, atau minimal terjadi proses seleksi kritis tentang bahan ajar yang ia terima. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia (Ki Hajar Dewantara).

Kesalahan ketiga, Saat ini terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah-istilah industri mulai meracuni istilah istilah pendidikan. Di tandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM).


Opini kami dengan pendidikan di Indonesia

“ Pendidikan indonesa sedikit mulai merambah kearah yang lebih baik bila dilihat dari media dan alat yang digunakannnya. Namun kadang adakalanya pendidikan di indonessia sering dijadikan bahan percobaan dari bangsa lain, salaha satunya Standar Ujian Nasional. Tidak itu saja pendidikan di Indonesia kurang memberikan perhatian lebih dari pemerintah, sehingga pasokan dana yang ditetapkan tidak begitu signifikan hanya 20 % daru APBN untuk pendidikan. Ini buti kecil dari system pendidikan di Indonesia yang sangat memperihatinkan. Bayangkan di jepang pendidikan di nomor satukan dari segalanya. Karena mereka menganggap bahwa ini adalah salah satu asset yang tidak bisa di tinggalkan dan akan menjadi suatu hal kemajuan bagi dirinya bangsa dan Negara.”


Jawaban

1. Hasil translate

Education in Greek comes from the word padegogik the science guiding children. The Romans saw education as educare, which is issued and guide, actions taken to realize the potential of children who are born of time in the world. German nation saw education as the equivalent Erziehung educare, ie: aroused or activate the hidden power of the power or potential child. In the Java language, education means panggulawentah (processing - Red), process, change the psyche, finalizing the feelings, thoughts, will and character, changing the personality of the child.

The Great Dictionary of Indonesian Language (KBBI) derived from the word education students (educational), namely: to maintain and provide training (courses, leadership) about the morality and intelligence of the mind. While education had understanding: process of changing attitudes and ethical behavior in individuals or groups of human mature businesses through the efforts of the teaching and practice, the process works, how to educate. Ki Hajar Dewantara defines education as an effort to advance the character, mind and body of children, in order to promote the perfection of life is life and turn the child that is in harmony with nature and society.

Of notions and analysis of existing then it could be concluded that education is an effort led anak from birth to reach adulthood physically and spiritually, in the interaction of nature and its surroundings.

In education there are two important things are aspects of cognitive (thinking) and affective (feeling). As an illustration, when we learn something in it then not only the thought processes that take part, but also there are elements associated with feelings such as passion, love and others. The substance according to Ki Hajar Dewantara education is to liberate human beings and according Drikarya is to humanize humans. This indicates that the experts also thinks that education is not just pay attention to the cognitive aspects alone but should be broader in scope.

What about education in Indonesia?

Do pay attention to the problems of education in Indonesia detail like this? This is one of the biggest mistakes that educational method developed in our Education Indonesia. is not respecting the affective (feeling), so we only printed as the generations that smart but do not have the characters needed by this nation. Indonesia has 45 years of independence, and every year out of thousands to millions of intellectuals. But no power to change the fate of this nation. So there must be something wrong with our educational system developed to date.

The second mistake, an education system that top-down or from the top down. Freire called the banking-system. In terms of learners are considered as safe-deposit box where the teacher transfer of teaching materials to students. And any time if it is needed it will be retrieved and used. So just to accommodate the students what the teacher without trying to think more about what it gets, or at least place the critical selection process of teaching materials that he received. In terms of education, such as Arabic is said to be taqlid. It means to accept or follow what is said by the educators. And this is inconsistent with the substance of education that frees the human (Ki Hajar Dewantara).

The third error, this occurs when narrowing the meaning of education itself when the terms started to poison the industry term educational terms. In mark the turn humans into Human Resources (HR).


2. Our Opinion of education in Indonesia

"Education Indonesa start reaching towards a little better when viewed from the media and tools digunakannnya. But sometimes there are times when education in indonessia often used as experimental material from other nations, only salaha National Examination Standards. Not only that education in Indonesia has failed to give more attention from the government, so that the supply of funds is determined not so significant budget emergency only 20% for education. This small bouts of the education system in Indonesia is very apprehensive. Think in Japanese education in a number of things brought together. Because they assume that this is one asset can not leave and will be a case for himself the progress of the nation and State. "